Judul : Catching Fire
Pengarang : Suzanne Collin
Genre : Dystopian
Tebal : 420
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : XIII. Desember 2013
ISBN : 978-979-22-9946-5
Tanggal Beli : 1 Maret 2014
Api pemberontakan sudah tersulut.
Dan Capitol ingin membalas dendam.
Katniss Everdeen berhasil keluar
sebagai pemenang Hunger Games bersama Peeta Mellark. Tapi kemenangan itu
menyulut kemarahn Capitol. Kemenangan Katniss ternyata membangkitkan semangat
pemberontakan di beberapa distrik untuk menentang kekuasaan Presiden Snow yang
kejam.
Presiden Snow mengancam Katniss
untuk meredakan kegelisahan penduduk distrik dalam tur kemenangan-nya.
Satu-satunya cara untuk meredakan kegelisahan penduduk adalah membuktikan bahwa
dia dan Peeta saling mencintai tanpa ada keraguan sedikitpun. Jika gagal,
keluarga dan semua orang yang disayangi Katniss menjadi taruhannya....
Opiniong :))
Jauh lebih berwarna dari buku
kesatu.
Aku tau kalau aku udah telat banget
baca buku ini. Filmnya udah keluar dua dan malah udah dapat sambutan bagus dan
aku masih on proses bacanya. Mau buat resensi Mocking Jay tapi rasanya males
banget
Catching Fire.
Tersulut.
I have no idea soal quarter quell,
itu bener-bener surprising banget buat aku. Peserta quell diambil dari para
pemenang yang masih hidup. Dan wow, kekejaman Capitol terasa banget.
Penggambaran di buku ini juga
terasa lebih err menusuk. Aku rasanya juga bisa nyium bau anyir dari mawar
Presiden Snow atau rasanya aku juga bisa ngerasain gimana depresinya Katniss waktu
quell diumumkan.
Anyway, Finnick Oddair terlihat
keren. Sayang banget aku belum nonton pilmnya dan belum lihat gimana pakaian
Finnick. Damn. He must be so damn awesome with that net XD
Aku sih sebenrnya gak menaruh
perhatian pada bagian I buku ini. Karena ceritanya cenderung membosankan dan
ngebuat aku pengen balik halaman walaupun 1halaman itu belum abis dibaca. 1 hal
yang membuat aku bertahan adalah cerita antara Katniss dengan Gale.
Aku sih sempet kesel sama Katniss.
Kok bisa sih dia menggantungkan Peeta dengan Gale. Mana keduanya oke-oke lagi. Walaupun
aku ngerti sisi Katniss yang dari kecil aja bahkan udah kehilangan rasa aman
dan cinta dan apalagi dia udah harus jadi segalanya sejak ayahnya meninggal dan
juga ancaman Capitol tapi tetep aja, rasanya terlalu jahat dan rakus ketika dia
ingin Gale sekaligus Peeta. Dan di arena Katniss juga nyebelin. Dia mungkin gak
bisa mengartikan nasehat Haymitch soal “ingat siapa saja musuhmu”
Hunger games ke 75nya berlangsung
dengan seru. Kelewat seru malah kalau menurut aku. Cara bertahan hidup,
jebakannya, siksaannya, temanya dan cara pembunuhannya. Lebih berwarna dan yah
seru. Mungkin karena ini yang bertarung para pemenang semua. Anyway, pemikiran
buat pakai kawat itu bener-bener dewa. Aku bahkan gak kepikiran bakalan
berakhir kayak gitu. (damn, i have to keep my self from reading the last chap
first)sebenernya sih awalnya aku pengen baca akhirnya dulu buat menenangkan
hati karena ga sabar banget buat buat tau endingnya._. tapi untung ga jadi,
karena itu adalah suatu kesia-siaan.
Aku juga suka cara Suzanne
menggambarkan setiap pemenang dan rasanya setiap pemenang bener-bener
menggambarkan distriknya. Johanna dengan kapaknya atau Finnick dengan
trisulanya (bikin inget Percy) atau Beetee dengan kawat-kawat. Beberapa yang
gak nyambung contohnya Katniss yang bisa manah padahal kerja di tambang atau
Peeta yang bisa menghias kue XD rasanya mereka benar-benar distrik itu sendiri.
Dan itu menrupakan hal yang menyenangkan buat aku.
Aku suka banget sama Finnick.
Apalagi kisah cintanya. Yah, dibandingkan sederet kekasihnya di Capitol,
Finnick lebih memilih gadis gila di kampung halamannya. Damn! if only i have someone just like Finnck.
Buku ini akhirnya bikin kesel.
Gantung banget. Bikin penasaran. Tapi overall, buku ini menarik, bahkan jauh
lebih bagus dari buku satunya. Buku ini jauh lebih berwarna dan terasa sangat
hidup.
But Gale is not
one to keep secrets from me. “Katniss, there is no District Twelve.”
Rating : 8,3
Sebenernya aku kesel banget pas
lihat buku ini. Padahal udah bela-belain beli boxsetnya supaya gak dapet cover film.
Pas dibuka ternyata buku duanya koper pilm. Bikin bete deh. Jadi gak seragam
gitu kopernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar